Ada yang berbeda di awal tahun ajaran 2025/2026. Bukan di pusat kota, bukan pula di ibu kota kecamatan, tetapi di sebuah kampung jauh di tepian negeri, tempat pendidikan harus dijemput dengan kesabaran dan kerja sama. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Heru Pujiono, S.K.M., M.K.M., memutuskan: tahun ajaran 2025/2026 harus dimulai dari ujung negeri - Desa Tawang. Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke sana bukan sekadar pindah koordinat di peta. Ia adalah perjalanan fisik, spiritual, dan emosional.
Di sinilah kisah ini bermula, rombongan kecil yang memulai langkah dari Bengkayang, Minggu, 13 Juli 2025 pukul enam pagi. Pukul 08.30 kami meninggalkan Simpang Take Jagoi Babang, lalu tiba di Sebujit Iyang pukul 09.00 WIB. Setelah mengecek kesiapan kendaraan bukan hanya kendaraan yang diperiksa, tapi juga semangat agar tetap menyala hingga ke titik terjauh. Karena kami tahu medan di depan bukan sekadar jalan biasa rombongan mulai bergerak pukul 10.15 WIB.
Ganasnya tanjakan Gunung Basung menguji ketangguhan mesin dan mental kami. Mesin menggerung, tubuh diguncang, dan asap motor mengepul. Setelah perjuangan menegangkan, rombongan sempat tiba di Tamong pukul 10.30. Beberapa kendaraan mengalami gangguan, dan baru bisa bergerak lagi pukul 12.15. Medan berbatu kasar dan liar menjadi sahabat baru kami sepanjang jalur. Pukul 13.05 kami berhenti sejenak di tepi sungai untuk makan siang sederhana dengan nasi dingin dan semangat yang hangat namun terasa begitu nikmat.
Tepat pukul 13.40, kami tiba di batas Tamong–Tawang dan kembali beristirahat sejenak Dimana hutan mulai menutup langit. Lalu perjalanan dilanjutkan menyusuri hutan lebat, membelah lumpur dan licinnya tanah kuning, hingga akhirnya pukul 15.40 tiba di Tawang Pening, sebelum benar-benar sampai di Kompleks Pendidikan Tawang Tikam pukul 16.00 WIB. Di sana, sambutan hangat tak diucapkan dengan kata-kata. Ia hadir lewat jabat tangan hangat, senyum guru yang sabar, dan tarian dedaunan yang mengantar kedatangan kami.
Namun yang tak kalah mengesankan dalam perjalanan ini adalah panorama alam yang hadir sebagai penghibur dan peneguh. Dari sela-sela pepohonan, Gunung Bengkarum, Berambang, dan Niut tampak megah berselang-seling berselimut kabut dan awan. Siluet mereka mengiringi perjalanan kami, berganti posisi namun tetap setia mendampingi. Langit tampak lebih luas di sini, dan barisan gunung itu seakan menyapa kami dengan bisik keteduhan.
Senin, 14 Juli 2025, udara pegunungan pagi itu terasa berbeda. Di tengah kabut dan kabar gembira tahun ajaran baru, Upacara Hari Pertama Sekolah digelar di SDN 05 Tawang Tikam, dipimpin langsung oleh Kadisdikbud Kabupaten Bengkayang. Bersama hadir guru dan murid dari PAUD Cerdas Tawang Tikam, SDN 05 Tawang Tikam, dan SMPN 4 Siding, serta Komite Sekolah, Pemerintah Desa, dan undangan dari berbagai satuan pendidikan sekitar SDN 03 Tamong, SDN 04 Sungkang Daun, SDN 06 Lawang, SDN 09 Senoleng, SDN 10 Medeng, SDN 11 Senebeh, SDN 12 Tawang Tubung, dan SMPN 2 Siding.
Kegiatan dilanjutkan dengan Sarasehan Guru Tapal Batas, mengambil tema besar:
“Kearifan Lokal sebagai Pondasi dalam Membangun Kecerdasan dan Integritas Murid melalui Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dan Coding untuk Pendidikan Bermutu bagi Semua.”
Sarasehan ini dibuka secara resmi oleh Kadisdikbud dan menghadirkan dua narasumber utama Lidiana Koni, S.P., dari Disdikbud Bengkayang dan Agusno Sumantri, S.Pd., Kepala SMPN 3 Sanggau Ledo. Bertempat di SMPN 04 Siding, sarasehan menjadi ruang refleksi sekaligus langkah strategis menyongsong pembelajaran mendalam dengan berbasis teknologi dan kearifan lokal. Kegiatan dilangsungkan di SMPN 04 Siding, sebagai ruang pembelajaran bersama: tentang masa depan digital dan nilai-nilai adat, tentang algoritma dan adat istiadat, tentang AI dan akhlak. Karena di tapal batas ini, pendidikan harus merangkul bumi dan menjangkau langit. Seusai pembukaan sarasehan, Kadisdikbud juga menyempatkan diri mengunjungi PAUD Cerdas Tawang Tikam, meninjau langsung aktivitas anak-anak usia dini di daerah perbatasan.
Hari terakhir kunjungan, Selasa, 15 Juli 2025, diawali dengan senam pagi bersama murid dan guru SDN 05 Tawang Tikam dan SMPN 04 Siding. Kegiatan ini menjadi simbol semangat dan optimisme baru bagi dunia pendidikan di perbatasan. Di akhir sesi, seluruh peserta saling bersalaman, berfoto bersama, dan menyampaikan harapan. Perjalanan pulang pun dimulai. Dalam perjalanan, rombongan menyempatkan berkunjung ke SDN 12 Tawang Tubung dan SDN 03 Tamong untuk beristirahat sejenak sebelum tiba pukul tiga sore di Sebujit Iyang dan kembali ke Kota Bengkayang.
Kunjungan ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, tetapi wujud nyata keberpihakan dan kehadiran negara hingga ke titik terjauh negeri. Kepala Dinas, guru, masyarakat, dan seluruh pihak yang terlibat, saling menguatkan tekad: "Tidak ada murid yang terlewat, tidak ada kampung yang tertinggal dalam pelayanan pendidikan."
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru se-Kecamatan Siding, K3S Siding, Pengawas SD, Koordinator Tim Gebrak, Komite Sekolah, serta masyarakat Tawang. Mari terus kobarkan semangat melayani dan mendidik, hingga ke batas negeri.
Dari Tapal Batas, untuk Pendidikan Bermutu bagi Semua.
(PSSHA)